Thursday, November 21, 2024


Tomino no Jigoku, Puisi Pemanggil Kematian


Selasa, 17 September 2013
Labels: , ,
Advertisement
Penghuni 60 | Tomino no Jigoku, Puisi Pemanggil Kematian

Memang, selalu saja ada kisah dibalik latar belakang semua kejadian. Seperti halnya kisah menyeramkan puisi Tomino ini yang lalu berkembang di kalangan masyarakat Jepang dan menjadi salah satu legenda urban.

Sebuah cerita yang melatar belakanginya sanggup membuat kita sedih, atau malah semakin merinding sehubungan dengan asal-muasal puisi ini. Namun, kisah ini sebetulnya merupakan sebuah pembelajaran, terutama bagi para orang tua.

Baca Juga:

Akhir-akhir ini semakin banyak sekali para orang tua yang dengan sengaja menghukum, bahkan tidak segan-segan membunuh anak kandungnya sendiri. Apakah moral manusia sudah sebejat itu?


Konon, Tomino adalah seorang gadis kecil yang terlahir cacat. Ia menuliskan puisi yang kemudian ditunjukkan kepada orang tuanya. Melihat isi puisi Tomino yang menyeramkan, orang tuanya malah menghukum Tomino dengan mengurungnya dalam gudang yang sempit dan tidak memberinya makan. Beberapa hari kemudian, Tomino meninggal dengan tidak wajar. Hanya karena puisi, orang tua dengan tega menghukum anaknya sampai meninggal?

Semenjak peristiwa itu puisi buatan Tomino jadi menyeramkan. Cerita dari mulut ke mulut berkembang dan banyak yang memperingatkan, jangan pernah membaca puisi itu dengan suara lantang karena bakal mengundang bencana.

Kemungkinan cerita yang berkembang di atas hanya sebatas kisah urban. Namun, dalam kenyataannya toh seringkali kita menemui peristiwa sadis semacam itu. Hanya karena memiliki anak yang cacat, kemudian para orang tua dengan semena-mena memperlakukannya secara tidak manusiawi.

Puisi berjudul "Neraka Tomino" sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi puisi Yomota Inuhiko yang berjudul "The Heart is Like a Rolling Stone" (心は転がる石のように). Di dalamnya memuat berbagai macam koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku" karya Saizo Yaso dari tahun 1919. Nah, entah bagaimana sehingga puisi tersebut berkembang menjadi legenda urban nan menyeramkan.

Mungkin, intinya sih ini himbauan untuk para orang tua, bahwasanya “Sejelek-jelek apapun anak kita, dia adalah darah daging kita.” Mereka juga mempunyai hak untuk hidup layak. Mereka adalah anugerah Tuhan penyejuk hati.

Bagi Sobat Penghuni 60 yang ingin sekedar tahu apa isi puisinya, silahkan baca di bawah ini. Resapi dan renungilah, aku yakin puisi itu adalah jeritan dari para anak-anak yang telah diperlakukan dengan tidak adil oleh orang tuanya. Terlepas dari mitos urban legend tersebut, lupakan saja mitosnya, kematian hanyalah Tuhan Yang Maha Tahu.


Tomino no jigoku

Ane wa chi wo haku, imoto wa hihaku,kawaii tomino wa tama wo haku
hitori jihoku ni ochiyuku tomino, jigoku kurayami hana mo naki.

Muchi de tataku wa tomino no aneka, muchi no shubusa ga ki ni kakaru.

Tatake yatataki yare tataka zutotemo, mugen jigoku wa hitotsu michi.
Kurai jigoku e anai wo tanomu, kane no hitsu ni, uguisu ni.
Kawa no fukuro ni yaikura hodoireyo, mugen jigoku no tabishitaku.

Haru ga kitesoru hayashi ni tani ni, kurai jigorku tanina namagari.
Kagoni yauguisu,kuruma ni yahitsuji, kawaii tomino no me niya namida.
Nakeyo, uguisu, hayashi no ame ni imouto koishi to koe ga giri.

Nakeba kodama ga jigoku ni hibiki, kitsunebotan no hana ga saku.
Jigoku nanayama nanatani meguru, kawaii tomino no hitoritabi.

Jigoku gozarabamo de kitetamore, hari no oyama no tomebari wo.
Akai tomehari date niwa sasanu, kawaii tomino no mejirushini.


Dan berikut adalah terjemahannya :


Neraka Tomino

Kakak yang memuntahkan darah, adik yang memuntahkan api
Tomino yang lucu meludahkan permata yang berharga

Tomino meninggal sendirian dan terjatuh ke dalam neraka
Neraka kegelapan, tanpa dihiasi bunga

Apakah itu kakak tomino memegang cambuk?
Jumlah bekas luka berwarna merah sangatlah mengkhawatirkan
Dicambuk dan dipukul sangatlah mendebarkan,

Jalan menuju neraka yang kekal hanyalah salah satu cara
Mohon bimbingan ke dalam neraka kegelapan,

Dari domba emas, dan dari burung bulbul
Berapa banyak yang tersisa dari dalam bungkusan kulit,
Disiapkan untuk perjalanan tak berujung ke neraka

Musim semi akan segera dating ke dalam hutan serta lembah,
Tujuh tingkat didalam gelapnya lembah neraka

Dalam kandang burung bulbul, dalam gerobak domba,
Di mata Tomino yang lucu meneteskan air mata
Tangisan burung bulbul, dibalik hujan dan badai
Menyuarakan cintamu untuk adik tersayangmu

Gema tangisanmu melolong melalui neraka,
Serta darah memekarkan bunga merah

Melalui tujuh gunung dan lembah neraka,
Tomino yang lucu berjalan sendirian
Untuk menjemputmu ke neraka,

Duri-duri berkilauan dari atas gunung
Menancapkan duri ke dalam daging yang segar,
Sebagai tanda untuk Tomino yang lucu


Aku bukannya malah takut setelah membaca puisi itu, tapi aku malah sedih, bahkan mataku berkaca-kaca, Tomino yang lucu, Tomino yang terabaikan oleh orang terdekatnya.

*******

Thanks
Penghuni 60
Penghuni 60

Artikel Menarik Lainnya:




FOLLOW and JOIN to Get Update!

Advertisement

51 comments:

  1. bnr bgt mas, sering aku liat foto2 atw berita2 tentang seorg ibu yg tega membuang anaknya, ada ngeri, ada kasihan, ada jengkel, ada marah saat melihat itu semua. knp sich mereka tega berbuat itu?

    aku jg sedih setelah membaca puisi itu. Semoga jika cerita ini bnr, semoga arwah Tomino tenang di alam sana.

    dan utk ibu2 jgnlah menyakiti anak2 kalian, tunjukanlah kemulian seorg ibu.

    BalasHapus
  2. @Fitriyana: iya Fit, sengaja aku posting hal ini, karena baru2 ini, aku sering bgt melihat anak2 yg ditelantarkan oleh ortunya.. kasihan

    BalasHapus
  3. ikh serem amat itu gambar2 nya

    BalasHapus
  4. kirain nama temen saya, Tumino, hehe

    BalasHapus
  5. kalau yang serem serem gini pasti saya jadi ngumpet deh

    BalasHapus
  6. @Vina: ah gak kok.. :)

    @zachflazz: haha, apa iya mas? org mana tuh?

    @Agus: ngumpet sih ngumpet, itu kacang sukroku jgn ikut dibawa ngumpet donk.. :D

    BalasHapus
  7. aku terharu sob.. hiks hiks.. ngliat gambarnya aku pengen kabur, tp baca tulisannya aku mlh nangis

    BalasHapus
  8. tidak hanya puisi bahkan ada lagu yang bisa membuat sang pelantunnya melakukan tindakan bunuh diri.

    BalasHapus
  9. wih bacanya bikin merinding sob, ga baca semua pusisinya hehe...

    BalasHapus
  10. ihh, serem banget ya gambarnya...

    tapi memang benar, kasus pembunuhan terhadap anak sangat banyak di negara kita, terutama bayi-bayi yang baru lahir, dibuang begitu saja di pinggir jalan, di selokan atau dimasukkan ke dalam kardus. padahal melahirkan seorang anak adalah anugerah luar biasa...bayangkan ibu-ibu yang berusaha memiliki momongan hingga berpuluh tahun namun gagal...sungguh kejam

    BalasHapus
  11. Puisinya sangat menyentuh hati dan perasaan yang memwakili dari setiap nyawa yang menjadi korban.

    Salam wisata

    BalasHapus
  12. sangat mendalam juga merinding juga sob kalu baca gituan heheheh. trmksih sob dah berbagi.

    BalasHapus
  13. saya gak kuat baca puisinya, saya juga gak kuat menatap potonya.

    BalasHapus
  14. bnr2 serem sob.. untung aku gak baca malam2...

    BalasHapus
  15. Sama, aku juga malah ikut sedih.

    BalasHapus
  16. Wah, iya nih kak, pernah denger tentang puisi ini.. dan emang udah terkenal keseluruh dunia juga kisahnya..

    Btw, nice post, tentang Jepang.. :D

    BalasHapus
  17. serem banget gan,saya orangnya penakut hi....

    Ditunggu kunjungan baliknya:
    http://birulangitku99.blogspot.com (dofollow)
    Makasih

    BalasHapus
  18. @Peluang Usaha: hehe, lbh serem gambarnya ya sob

    @Djangkaru: iya betul sob, mungkin kondisi kejiwaan kitanya kali ya berpengaruh pada saat mendengar lagu itu

    @Muroi: lho knp sob? takut ya... itu kan cm mitos sob

    @Khusna: nah itu dia sob, pdhl anak kita itu kan blm tau apa2? namanya jg anak2

    @Ejawantah: ciyeee, sebelumnya aku mau ngucapin selamat dulu sob, kamu udh masuk kedlm finalis lomba 7 keajaiban nusantara, wah bakalan jalan2 nih :D

    @Brebes: ah gak merinding2 amat kok sob

    @kolongtulis: jangan ditatap fotonya sob, tar hidup loh, haha

    @Rahmat: apanya sob?

    @Download mp3: hehe, emang knp kalo mlm?

    @Uyo: iya sob

    @animanga: udh terkenal ya sob? wah, hebat donk

    @birulangit: untung saya gak penakut sob, kalo saya penakut gak bakalan posting ini

    BalasHapus
  19. waduh, aku terkejut sob pas ngeliat foto yg kedua.
    ini kan cm mitos kan sob? tp inti ceritanya sih aku setuju dgn pendapatmu sob.. org tua itu harusnya melindungi anaknya bkn mlh melukai anaknya

    BalasHapus
  20. dari nama judul di atas menyeramkan sekali mas. tapi artikelnya luar biasa semoga para orang tua dapat membaca dan memahai isi artikel ini, terimaksih banyak mas.

    BalasHapus
  21. semoga para org tua membaca post ini...

    BalasHapus
  22. kalau inget sama mokad... jadi takut nih... :D

    BalasHapus
  23. Sereeem... Aku sampe ga berani baca puisinya

    BalasHapus
  24. wah ini memang kisah serem sobat
    sepertinya cocok sekali dengan nama blognya penghuni60
    terima kasih dan salam sukses sobat

    BalasHapus
  25. hadir kembali demi puisi pemanggil kematian. jadi takut.

    BalasHapus
  26. @Sukma: iya sob, ini cm mitos doank kok

    @M Alex: sama2 sob makasih juga ya udh berkunjung, semoga artikel ini bermanfaat

    @Michael: amiin

    @Ahmad: siapa tuh mokad?

    @Mila: hihihi, pdhl cm puisi doank kok ya gak brani sih Mil, kamu malah melancong kemana2 brani, aneh.. :D

    @Penyuluh: hehe, jgn dicocok2in sob.. :) lama gak kliatan nih? sibuk ya?

    @Djangkaru: haha, udh takut kok mlh balik kesini lg sih.. :D

    BalasHapus
  27. waduh, ngliat foto itu gak tahan sob, sereeeem... pdhl mampir kesini pagi hari..
    tp setuju bgt dgn opinimu sob.. smoga para ortu jd sadar

    BalasHapus
  28. dari pada mendengarkan tomino,emakan mendengar kokorono aja ya mas

    BalasHapus
  29. ngeri Mas. saya cuma baca setengah aja..hehehe

    BalasHapus
  30. @Jejak Jelajah: haha, pagi2 kok takut sih sob :D

    @Yippee Kay Yay: yes, me too ^_^

    @Thanjawa: haha, bnr itu sob, suka ya ama kokorono?

    @Kstiawan®: wah, rugi loh gak dibaca semua

    BalasHapus
  31. Tomino kecil2 sdh jago buat puisi.., klo dilombakan mgkn sj bs jd juara *smile

    BalasHapus
  32. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  33. karena kekurangan fisik,,,, org tua tidak siap mnrima,,,,, moga bsa jdi pelajarn tuk kita semua

    BalasHapus
  34. @Rohis: hahaha, bisa2 yg bacanya pingsan lagi sob...

    @I Wayan: sori gak boleh ada link ya

    @Maya: amiin, semoga para ortu bs lbh bijak lagi terhadap anaknya, bs menyadari akan hal ini.

    BalasHapus
  35. aduuuh, serem bnget mas sumpah...
    -_-

    BalasHapus
  36. wah dapet pengetahuan baru nih saya mas.. makasih sudah di share.. jujur saya baru denger di sini tentang cerita seram ini mas..

    yang penting kita harus menjalin komunikasi yang baik, baik orang tua ke anak, maupun anak ke orang tua.. agar semua terjalin dengan baik...

    BalasHapus
  37. Memang miris kalau ngebaca postingan di atas. Kasihan Tomino kecil nan lucu, hanya karena sebuah puisi ungkapan hati dikau menjadi bersusah karenanya. Seharusnya orangtuanya bisa menghargainya, cacat fisik tak membuktikan betapa buruknya ia, coba lihat lebih dalam ke sanubari hatinya yang nan tulus. Ia hanya ingin diperhatikan, dimanja dan disayangi oleh orang terdekatnya yaitu orangtuanya.

    http://dailybloggerpro.blogspot.com/
    http://rumahcerpenmu.blogspot.com/

    Ditunggu ya kunjungan baliknya gan, saya udah update post nih. :)

    BalasHapus
  38. @Achmed: pake sumpah segala sih sob ^_^

    @Mas Nady: sangat setuju sekali sob, komunikasi itu penting

    @Agung Kharisma: maksud hati Tomino sih mungkin seperti itu, dia kemungkinan gak brani ngomong secara langsung jd menuangkan unek2nya itu dlm bait2 puisi, tp syg ibunya salah menafsirkan,

    oke sob, tungguin aja ya... :)

    BalasHapus
  39. Jepang termasuk Indonesia juga tentang masalah KLENIK banyak juga yah...
    Makasih atas berbagi artikelnya ini sobat penghuni 60

    BalasHapus
  40. waw,, ada juga ya puisi yang seperti ini,,
    mengerikan sekali

    BalasHapus
  41. Mengerikan juga ya kang baca puisi beginian

    BalasHapus
  42. aku bacanya engga aku maknai, tetapi setelah baca kok perasaan jadi engga enak gini ya :(

    BalasHapus
  43. sereeem....langsung lompat kasi komentar aja...takut bacanya :)

    BalasHapus
  44. sangat mendalam dan juga merinding juga ..

    BalasHapus
  45. Ud gue baca keras keras nih gan, tapi biasa aja sih, emgnya ud ada korbannya ya ??

    BalasHapus
  46. Ada yang udah baca pakai suara lantang?

    BalasHapus

Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.