Ketika Rasa Takut Itu Lambat Laun Merampas Kebahagiaan Hidupmu


Senin, 13 Oktober 2025
Labels:
Advertisement
Penghuni 60 | Ketika Rasa Takut Itu Lambat Laun Merampas Kebahagiaan Hidupmu

Semua orang pasti punya rasa takut. Saya juga demikian. Sejak kecil, saya paling takut dengan hewan yang namanya laba-laba. Bahkan saya punya cerita khusus tentang laba-laba di sini: Labah-labah si Penjaga Rumah yang Penuh Misteri. Tapi kini, rasa takut itu sudah mulai berkurang justru saya malah kagum dengan hewan yang namanya laba-laba.

Oktober adalah bulannya Halloween, masa di mana rasa takut menjadi aktivitas yang asyik dan menyenangkan. Bagi sebagian dari kita, ini adalah satu-satunya waktu dalam hidup kita di mana kita menantikan rasa takut dan cemas, dan rasa takut itu jatuh pada waktu dan tempat yang tetap setiap tahun. Beberapa dari kita bahkan mencari sensasi adrenalin seperti taman hiburan dan rumah hantu di masa ini!

Namun, di luar perayaan dan keseruan, kita menghindari rasa takut dengan segala cara. Wajar saja; merasa takut bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Terlepas dari fungsi dan tujuannya – misalnya, mengingatkan kita akan situasi yang tidak aman – rasa takut hampir tidak pernah dialami sebagai sensasi positif.

Baca Juga:

Ketika Rasa Takut Itu Lambat Laun Merampas Kebahagiaan Hidupmu
Gagasan tentang rasa takutlah yang menyakiti kita, alih-alih rasa takut itu sendiri. (Kredit: milos-kreckovic / Getty Images)


Kita dengan cepat memahami apa yang membuat kita tidak nyaman, dan langsung berhenti ketika kita mendekati sesuatu yang berkaitan dengan sensasi itu.

Namun demikian, terlepas dari upaya kita untuk menghindari rasa takut, manifestasinya sebagai kekhawatiran, kecemasan, dan/atau stres cenderung menggagalkan kebahagiaan kita, dan menggagalkan tujuan kita.

Tidak ada mantra ajaib yang dapat kita gunakan dalam hidup kita untuk menghilangkan semua yang membuat kita takut. Untuk mengatasi hal ini, kita mencoba menghindarinya. Ironisnya, penghindaran kita terhadap rasa takut dapat berdampak negatif yang sama pada hidup kita.





Dengan membiarkan gagasan kita tentang kemungkinan hasil menjadi liar dalam imajinasi kita, kita dapat mendapati diri kita terjebak di tempat, tidak mampu membuat keputusan, mengambil risiko, atau bergerak maju. Gagasan tentang rasa takutlah yang menyakiti kita, alih-alih rasa takut itu sendiri.

Mengapa kita menghindari rasa takut? Tiga hal berikut ini perlu Anda pikirkan baik-baik.

1) Rasa takut itu tidak nyaman.

Anda mungkin berpikir hal ini sudah jelas, tetapi Anda mungkin tidak tahu betapa tidak nyamannya kita terhadap rasa takut. Rasa takut bukan hanya sesuatu yang tidak ingin kita alami atau sesuatu yang tidak menyenangkan yang kita alami. Rasa takut begitu tidak diinginkan sehingga kita rela mengorbankan kegembiraan demi kesempatan untuk menumbangkannya.

Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa kita lebih banyak melakukan upaya untuk menghindari rasa sakit daripada mendapatkan kesenangan. Anda tidak salah baca: alih-alih mengerahkan upaya dan perhatian kita untuk membangun dan memfasilitasi kegembiraan, kita justru mengerahkannya untuk menghindari pengalaman negatif. Tidak ada yang ingin berkeringat, sesak napas, dan gemetar. Terutama tidak dalam situasi berisiko tinggi, seperti diawasi semua orang atau saat sedang mengerjakan pekerjaan.

Lihat di video bawah ini, tampak seseorang yang telah menganggap rasa takut itu menjadi bagian dalam hidupnya. Sehingga ia hampir sama sekali tak merasakan takut. Mungkin yang ia takutkan, jika esok ia tidak bisa makan.



Wajar jika kita mengalami begitu banyak gejala fisik yang mengganggu saat takut, karena rasa takut itu berat bagi tubuh. Telah ditemukan bahwa rasa takut dan stres melemahkan sistem kekebalan tubuh; insiden yang jarang terjadi dapat diatasi, tetapi rasa takut yang terus-menerus dengan cepat menjadi krisis kesehatan yang berkelanjutan.

2) Ketakutan membajak kegembiraan.

Ketakutan akan hal yang tidak diketahui dapat memenjarakan kita dalam rutinitas lama, mencegah kita mencoba hal-hal baru. Kita mungkin melewatkan makanan dan aktivitas yang dulu kita nikmati, pekerjaan yang kita sukai, kota yang kita rasa nyaman, dan segudang kebahagiaan lainnya dalam upaya kita menghindari pengalaman baru (dan karenanya menakutkan).

Seberapa sering Anda merasa gembira atau bahagia, dan otak Anda langsung memikirkan situasi yang menakutkan? Seberapa sering Anda merasa telah mencapai sesuatu, lalu tiba-tiba membayangkan semua kesalahan yang pernah Anda buat di masa lalu, dan bagaimana Anda bisa mengulanginya lagi? Misalnya, Anda keluar dari wawancara kerja dengan perasaan cukup baik, lalu tiba-tiba, Anda teringat semua kesalahan kecil yang Anda pikir telah Anda buat. Atau Anda menikmati waktu bersama keluarga tetapi langsung khawatir akan sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.

Saat Anda berusaha untuk bahagia dan puas dalam hidup dan mendapati ketakutan membajak emosi Anda, Anda mungkin bertanya-tanya apa gunanya mencoba. Hal ini bisa terasa membuat frustrasi dan tidak masuk akal.

3) Rasa takut menciptakan pola pikir negatif.

Saat Anda mengalami rasa takut, sulit untuk merasa percaya diri. Hidup dalam ketakutan menciptakan keraguan diri, yang tidak menyenangkan dan kontraproduktif. Semakin lama Anda merenung dan khawatir, semakin sulit bagi Anda untuk melepaskan pikiran tersebut dan bangkit kembali. Dalam siklus ini, Anda mungkin mulai menyalahkan diri sendiri, menindas diri sendiri atas emosi dan reaksi Anda terhadapnya.

Ketika Rasa Takut Itu Lambat Laun Merampas Kebahagiaan Hidupmu
Kata-kata bijak tentang rasa takut. (Kredit: John Steinbeck)


Pemikiran serba atau tidak sama sekali, yaitu berpikir hitam atau putih, tumbuh subur dalam suasana hati yang dipenuhi rasa takut. Alih-alih meluangkan waktu untuk berpikir tenang dan terukur tentang berbagai situasi, kita memandang segala sesuatu dalam konteks hidup atau mati yang terlalu sederhana.

Kondisi yang dipenuhi rasa takut adalah garis lurus menuju kepanikan dan stres, di mana tidak ada ruang untuk area abu-abu. Pemikiran bencana semacam ini terus berkembang seiring kita membuat keputusan yang terburu-buru atau mengisolasi diri melalui perilaku tak menentu yang tidak dapat dipahami oleh orang-orang terkasih kita.

Rasa takut punya cara untuk memperbesar hal-hal negatif dan mengecilkan hal-hal positif. Dalam kondisi emosional yang tinggi, kita cepat melihat ancaman. Ini karena respons fisik yang ditimbulkan rasa takut dalam tubuh tidak membedakan antara rasa takut melakukan kesalahan di tempat kerja atau rasa takut terhadap predator yang membahayakan nenek moyang kita ribuan tahun lalu. Respons otonom yang sama. Kita berfokus pada rintangan dan bahaya, dan segera semua itu menjadi satu-satunya yang kita lihat.

“Jika kamu ingin menang melawan rasa takutmu, maka selamilah dan kenalilah rasa takutmu itu.” (Penghuni 60)


*******

Thanks
Penghuni 60
Penghuni 60

Artikel Menarik Lainnya:




FOLLOW and JOIN to Get Update!

Advertisement

21 comments:

  1. Mau menambahkan kutipannya, Mas:

    "Berani itu bukan berkurangnya takut. Berani itu terus maju walau takut."

    😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ciyeee... gitu toh.. walau takut tetap maju ya???
      Okelah kalo begitu 😉 👍

      Msh mending seperti itu, drpd blm apa2 udh kburu takut.

      Hapus
  2. rasa takut itu katanya harus dilawan
    saya punya rasa takut akan ketinggian alias phobia
    sampai sekarang ya masih takut banget
    katanya harus dilawan
    tapi
    udah umur kepala 3 gini
    masak ya mau cari gara2
    ya cari aman aja lah
    hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faktor umur memang perlu dipikirkan jg jika fobia tersebut terkait dgn ketinggian. Karena ada mslh kesehatan yg jg berbahaya jika memaksakan diri utk berada di ketinggian. Yaitu vertigo atau jantung. Tp kalo mas Rezky yakin bahwa kondisi tubuhnya sehat, gak mslh mencoba wahana ketinggian yg dilakukan dgn cara aman.

      Hapus
  3. Dulu aku juga takut kenalan sama cewek, mau ngajak kenalan saja grogi ngga bisa ngomong. A.. a.. aku... Yah begitulah ngomong belibet sendiri.

    Alhamdulillah sekarang sudah bisa mengatasi rasa takutnya bahkan bisa kenalan sama rongdo tanpa grogi lagi.😁

    Tapi aku sekarang masih takut, takut istri baca ini lalu aku disuruh tidur di pos ronda.😰😰😰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang aja mas Agus msh untung kok kalo cm disuruh tidur di pos ronda sih...
      Kecuali disuruh tidur di kandang macan tuh... bahaya...

      Apalagi kalo macannya macan rongdo 👀

      Hapus
    2. Macan, maksudnya mahasiswi cantik.😱

      Bisa-bisa nginep sebulan di pos ronda, ntar masuk angin.😭

      Hapus
    3. Jd mending mana, masuk angin apa masuk kamar macan...? 👀

      Hapus
  4. No tengo miedos, ni fobias, pero entiendo y respeto a quien los padece, tiene que ser horrible.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gracias por compartir tu experiencia. Eres muy afortunada de no tener fobias ni miedos.

      Hapus
  5. Molto speciale il tuo blog, un saluto

    BalasHapus
  6. I've always found it fascinating that the Bible says "Do Not Fear" 365 times! It certainly must be a natural thing for us to do and something we have to fight all the time.

    BalasHapus
    Balasan
    1. May we all be kept away from the frightening things in this world, so that happiness will be ours. Thanks Amy 😉

      Hapus
  7. Yaaaa gak dpt pertamax deh...

    Bicara soal fobia, aku fobia sm buah duren mas... gak tau knp setiap nyium bau duren bawaannya pengen muntah aja..

    Eh tp itu si ibu ngapain ya nyapu dipinggir jurang... bikin merinding 😞

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe dptnya pertalit sob... tp ga pake ngantri kok 😂

      Waduh, kalo fobia duren jd gak pernah ngrasain belah duren donk.

      Ibu itu justru seorng yg profesional, dia membersihkan jalur dr sampah daun biar aman orang yang lewat jalan itu.

      Hapus
  8. Very true. Thank you so much for sharing 😊 Warm greetings from Montreal, Canada ❤️ 🇨🇦

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks Linda. Warm greetings to your fellow bloggers in Montreal

      Hapus
  9. Good post and so true. We all have some things that we are afraid of but we should always try to overcome them when they are present. Have a great week

    BalasHapus
  10. ...never let fear steal your happiness!

    BalasHapus

Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.