Thursday, November 21, 2024


Fenomena Misteri: Sensasi Peristiwa yang Terulang, Dejavu yang Membingungkan


Rabu, 27 Desember 2023
Labels: ,
Advertisement
Penghuni 60 | Fenomena Misteri: Sensasi Peristiwa yang Terulang, Dejavu yang Membingungkan

Pernahkah Sobat Penghuni 60 merasakan perasaan aneh bahwa Sobat pernah mengalami situasi yang sama persis sebelumnya, meskipun itu tidak mungkin? Kadang-kadang Sobat bahkan merasa seperti sedang mengingat kembali sesuatu yang telah terjadi. Fenomena ini, yang dikenal sebagai déjà vu, telah lama membingungkan para filsuf, ahli saraf, dan bahkan penulis sendiri.

Dimulai pada akhir tahun 1800-an, banyak teori mulai bermunculan mengenai apa yang mungkin menyebabkan déjà vu, yang berarti “sudah terlihat” dalam bahasa Perancis ini.

Baca Juga:

Orang-orang mengira itu mungkin disebabkan oleh disfungsi mental atau mungkin sejenis masalah otak. Atau mungkin itu adalah gangguan sementara dalam pengoperasian memori manusia yang normal. Namun, topik tersebut baru mencapai ranah sains hingga saat ini.

Fenomena Misteri: Sensasi Peristiwa yang Terulang, Dejavu yang Membingungkan
Pernahkah Sobat Penghuni 60 merasakan perasaan aneh bahwa Sobat pernah mengalami situasi yang sama persis sebelumnya, meskipun itu tidak mungkin? (Kredit: SciTechDaily)


Kembali ke awal, mengapa saya ikut bingung, karena saya juga sering mengalami perasaan sensasi dejavu. Setidaknya, saya pernah mengalaminya sebanyak 3x hingga seumur hidup saya saat ini.

Kejadian yang paling aneh adalah saat saya mengalami dejavu untuk pertama kalinya. Waktu itu, saya masih duduk di bangku SMP. Dikarenakan belum ada guru yang datang sejak pagi, otomatis dong, suasana kelas hebohnya sudah bisa Sobat bayangin.

Seperti biasa, saya dan dua teman saya (sebut saja Dwi Songgo dan Rohmat) berada di bangku paling pojok. Gak ada bahasan lain, kita bertiga saat itu sedang ngefans-ngefansnya sama lagu rap. Jadi udah pasti kalo ngumpul bertiga, ngerap lah yang kita lakukan. Saya dan Rohmat vokalisnya, sedangkan Dwi yang paling jago bikin suara musik dengan mulutnya.

Beberapa penggal lagu-lagu rap yang ngehit saat itu seperti lagunya Iwa K, Sound Da Clan, Black Skin, Sweet Martabak, Blake, kita lantunkan sepotong-potong.

“Eh, Wan, lagu Blake yang judulnya Bosan elo hafal semua gak?” celetuk Dwi.
“Yaah, itu sih udah di luar kepala bro…” jawabku nyombong, tapi emang bener sih waktu itu saya hafal banget semua liriknya, kayaknya sampe sekarang deh masih hafal, hehe…

“Muka elo itu loh… mirip banget kayak Blake.” sambung Dwi.
“Masa sih? Apa iya Mat?” tanyaku ke Rohmat.
“Diliat dari jauh sih iya… tapi kalo dari deket, mirip idungnya doang kayaknya, haha… “
Semua pun ketawa.





Nah, situasi yang terjadi saat ketawa bareng tersebutlah tiba-tiba membuat saya terhenti sejenak, lalu merasakan bahwa, sepertinya kejadian yang barusan terjadi itu pernah saya alamin. Lalu saya liat ke sekeliling. Nampak dari kejauhan si Herman menghampiri saya, sebelum dia sampai ke depan saya, seolah saya udah tahu apa yang ingin dia ucapkan. Dan tanpa sengaja kita ngucapinnya bareng.

“Wan, pinjem buku catetan Bahasa dong, gua kemarin gak nyatet,” omongan Herman keluar bebarengan dengan kata-kata yang saya ucapkan. Sontak saja si Herman kaget. Semua juga ikut kaget. “Kok elo tau Wan, gua bakal ngomong itu?”

Saya cuma terdiam, pikiran saya mencoba mencerna apa terjadi dengan saya dan sekeliling saya. Saya masih merasa berada di situasi yang pernah saya alami. Tapi entah di mana.

Namun, sebelum saya menjawab keheranan teman-teman saya, saya langsung nyeletuk, “Eh, ada si Yuli dan Bu Guru datang, cepet pada duduk!”

Masih dalam situasi heran, Dwi, Rohmat, dan Herman sambil tengak-tengok, segera pergi ke tempat duduk masing-masing. Selang beberapa detik, memang benar, dari balik pintu muncul Yuli dan Bu Guru datang membawa tugas. Sekali lagi, kok saya tahu siapa yang bakal datang?

Situasi kembali normal. Perasaan itu pun menghilang. Namun, saya masih melihat kerut tanda tanya di raut wajah Dwi dan Rohmat. Juga Herman teman sebangku saya. “Nanti aja dibahasnya,” bisik saya ke Herman, sambil membenahi buku.

------
Nah, itulah sekelumit cerita sensasi dejavu yang pernah saya alami. Waktu itu saya masih belum paham apa yang terjadi dengan saya, hingga pikiran ngaco saya sempat muncul, “apakah saya punya kekuatan super?” Alamak, sejauh itukah….

Entahlah, hingga suatu saat saya menemukan istilah dejavu, dan saya pun mulai berpikir, “apakah itu yang namanya dejavu?”

Sensasi dejavu tersebut mulai terasa lagi saat saya berada di bangku kuliah dan di lingkungan saya bekerja. Apakah ini artinya bahwa, garis hidup seseorang itu sebenarnya sudah tercatat, dan manakala kita merasakannya, saat itulah kita sedang mengintip catatan kita.

Ah, itu hanya teori ngaco saya lagi.

Bagaimana menurut Sobat Penghuni 60? Adakah yang juga pernah mengalami dejavu seperti saya? Silahkan berbagi di kolom komentar.

*******

Thanks
Penghuni 60
Penghuni 60

Artikel Menarik Lainnya:




FOLLOW and JOIN to Get Update!

Advertisement

37 comments:

  1. Dejavu itu bukannya peristiwa yang sama dan terulang lagi pada waktu yang berbeda,iya gak sih?belum pernah ngalamin, tapi kayaknya si mas bukan Dejavu deh,tapi keq tau bakalan terjadi apa gitu, apa indigo ?..🤔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh... aku indigo mbak? Gak jg ah.. karena cm berlaku saat kejadian itu saja kok.

      Hapus
  2. Wah, kang Wawan sepertinya punya kemampuan super, bisa tahu apa yang akan terjadi kemudian.

    Kalo aku sih belum pernah ngalamin kayak gitu, cuma temanku ada yang punya kemampuan melihat yang akan terjadi.

    Jadi ceritanya aku datang ke rumahnya dia. Begitu aku nongol dia langsung ngomong." Kamu mau minjam duit ya Gus?"

    Lho kok bisa langsung tahu ya, padahal aku belum ngomong apa-apa. Apa karena sering pinjam ya.🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini nih... mas Agus itu termasuk org yg paling jujur, buktinya ngaku sendiri kalo suka minjem duit... 😂😂

      Hapus
    2. Soal kemampuan super, 🤔🤔 masa iya munculnya saat itu doank sih...

      Hapus
    3. Haha mas Agus sich nglawak ajah

      Hapus
    4. Hehe.. iya tuh mas Agus, awalnya serius tp buntutnya pasti beda 😃😃 tertawa itu sehat kok mas...

      Hapus
  3. "Apakah ini artinya bahwa, garis hidup seseorang itu sebenarnya sudah tercatat, dan manakala kita merasakannya, saat itulah kita sedang mengintip catatan kita."

    Saya setuju dengan kalimat diatas, dengan kata lain dalam sudut pandang agama juga disebut "Catatan takdir".

    Tidak hanya catatan tentang takdir kita tapi juga tentang alam semesta ini, buktinya kita sudah tau kan bahwa nanti bakal kiamat.

    Untuk saat tertawa itu mgkn masuk ke ranah Dejavu.

    Sedangkan utk saat Herman dan Guru datang, mgkn ini masuk ke ranah cenayang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komen yg ini hapus aja boss, tadi gak muncul, pas saya komen yg kedua baru ini muncul, wkwk..

      Hapus
    2. JaeyBOT nya lg eror ya.. kok bs gak muncul gitu 😁 tp gak papa lah gak usah diapus, biar byk komennya.. hihihi 😅😅😅

      Hapus
  4. "Apakah ini artinya bahwa, garis hidup seseorang itu sebenarnya sudah tercatat, dan manakala kita merasakannya, saat itulah kita sedang mengintip catatan kita."

    Saya agak setuju dengan kalimat diatas, dengan kata lain dalam sudut pandang agama juga disebut "Catatan takdir".

    Tidak hanya catatan tentang takdir kita tapi juga tentang alam semesta ini, buktinya kita sudah tau kan bahwa nanti bakal kiamat.

    Namun meski begitu disisi lain saya juga bingung, makanya diatas saya katakan "agak setuju" soalnya di kiri kanan kita ada malaikat yg mencatat, jika kita sdh punya "catatan takdir" lalu buat apalagi malaikat mencatat kelakuan kita sehari-hari?

    Untuk saat tertawa itu mgkn masuk ke ranah Dejavu.

    Sedangkan utk saat Herman dan Guru datang, mgkn ini masuk ke ranah cenayang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti saya masuk ke dlm dua kategori ya mas? Dejavu dan cenayang.
      Hmmm...
      Jd mbah dukun donk mas... 🙄

      Hapus
  5. Terlalu banyak teori kenapa ujudnya deja-vu ni... Terlalu banyak hingga tak tahu nak guna pakai yang mana.... hehhee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak pakai semuanya juga tak apa-apa Uncle.
      Daripada Uncle bingung, nanti tak bisa selfie 😁😊

      Hapus
  6. Muy interesante, Te deseo un feliz año para ti y tu familia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. No JP, en realidad no me gusta esto. Quiero saber la respuesta. ¿Por qué ocurrió este incidente?

      Hapus
  7. Blog ini keren karena dari zaman baheula sampai sekarang masih aktif di saat blog-blog lain tumbang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... sobat lama saya ternyata msh ada yg mampir.. apa kbr sob? Semoga sehat selalu ya... 😁😁😁

      Hapus
    2. Blogmu Kinoposting knp gak ditulisin sob?

      Hapus
  8. Rasanya pernah mengalaminya...saya pernah berkunjung ke satu tempat, ketika sampai disana, koq ada rasa pernah kesana, padahal itu baru pertama kali saya ke tempat tersebut. Deja Vu seperti begitu ya Mas?

    Tapi saya ga pernah mengalaminya lagi. Hanya sekali itu saja.

    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya Pak, seperti itu seharusnya Deja Vu. Kalo cerita saya sepertinya bkn Deja Vu deh...

      Hapus
    2. Kayaknya aku juga pernah dech ngalamin hal yang sama seperti yang dialamin Pak Asa ini.

      Hapus
    3. Ternyata byk jg ya yg punya pengalaman Deja Vu

      Hapus
  9. Thanks for stopping by my blog

    BalasHapus
  10. I can't see how to translate this, but thanks for visiting my blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Please use Google Translate which is on the home page of this blog at the bottom.

      Hapus
  11. deja vu sometimes can drive me insane bahahah. it's like a nostalgic experience tapi bedanya ia tidak pernah terjadi. saya berminat juga ulas tentang teori deja vu ni heheheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh, jgn sampe gila donk mbak, hehe 😅 ditunggu ah postingan Dejavunya.

      Hapus
  12. Saya beberapa kali ngalami de Javu ini, makanya ada baiknya ketika semalam bermimpi, berusahalah menuliskan catatan mimpi mu itu, apapun yang dimimpikan, catat, lumayan buat bahan post blog konten.

    Siapa tahu ketika mimpi itu terulang dalam dunia nyata maka akan ada catatan nyatanya, benar ini Dejavu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Secara tdk lngsung berarti mas cocoper mengatakan bahwa Dejavu itu asalnya dari mimpi yg dialami di dunia nyata? Apakah begitu mas?

      Hapus
  13. Dejavu, seperti pernah mengalami padahal baru pertama kali ya kang.😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, iya betul kang, itu teori yang benernya.😃

      Hapus
  14. Ya sudah tercatat. Baguslah dapat alami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru saya tidak merasa senang mengalami hal ini.

      Hapus

Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.