Advertisement
"Hidup selalu bersyukur akan membawa kita kepada keselamatan". Ini bukan sekedar kata-kata mutiara biasa. Tapi ini sebuah kenyataan. Dimana menerima keadaan hidup kita yang apa adanya tanpa menyesalinya, akan membuat kita hidup tenang dan jauh dari malapetaka.
Memang, terkadang jika ada sesuatu yang menimpa kita, yang mana membuat kita kehilangan sesuatu yang teramat berharga sekalipun, kita seringkali menyalahkan Tuhan. Padahal, kita tidak pernah tahu, rencana Tuhan dibalik itu semua.
Baca Juga:
- Sejarah Tempat Berhantu: Tragedi Kelam Menyertai Pertunjukan Teater Iroquois
- Kisah Nyata: Seram, Siapakah Sosok Tak Kasat Mata Penumpang Angkot Sebelahku?
Sobat Penghuni 60, Berikut ini sebuah kisah bijak yang memberikan gambaran yang nyata tentang rasa mensyukuri nikmat yang ada patut kita renungkan sejenak. Resapilah pesan apa yang terkandung di dalamnya.
Di sebuah kerajaan yang sangat makmur, hiduplah seorang Raja yang pemberani dan penasehatnya yang bijaksana.
Suatu hari sang raja dan penasehat berburu. Malangnya, terjadilah kecelakaan yang mengakibatkan jari kelingking sang raja terputus. Maka pulanglah rombongan ini dalam keadaan yang gundah.
Setelah mengalami perawatan selama beberapa hari, sang Raja mulai pulih secara fisik, tetapi dia masih sangat malu untuk muncul di depan umum. Maka dipanggillah sang penasehat.
"Penasehat, bagaimana menurut pendapatmu keadaanku yang tidak lengkap lagi ini?" tanya sang Raja.
"Tidak masalah, baginda. Itu baik-baik saja. Bersyukurlah bahwa hanya kelingking yang hilang"
Mendengar jawaban seperti itu, sang raja malah marah kepada penasehatnya. Dia berdebat panas dengan sang penasehat yang akhirnya dipenjarakan karena dianggap menghina sang Raja. Kemudian, diangkatlah seorang penasehat yang baru.
Raja tidak bisa meninggalkan hobi berburunya. Setelah sembuh total, dia bersama penasehatnya baru berburu kembali ke hutan yang lain. Tetapi kembali sebuah kemalangan menimpa rombongan ini. Sedang asyik-asyiknya mengejar kijang buruan, maka tersesatlah raja dan penasehat di hutan tersebut.
Mereka tertangkap oleh segerombolan suku liar di hutan itu, dan segera diikat untuk dikorbankan kepada dewa suku itu. Upacara sudah disiapkan. Kuali raksasa diisi air dan sudah dipanaskan. Kedua tawanan dibawa siap untuk disembelih dan dimasak. Tiba-tiba sang dukun berteriak, bahwa si Raja tidak boleh ikut disembelih karena cacat di kelingkingnya. Korban harus sempurna tidak boleh cacat.
Maka raja itu pun dibuang lagi ke hutan, setelah tiga hari lamanya, raja akhirnya bertemu pasukan pencari yang sudah berhari-hari berkeliling mencarinya. Raja pulang dengan keadaan letih, tetapi lega. Yang pertama dikunjunginya adalah sang penasehat yang berada di penjara. Penasehat itu dikeluarkan dari penjara dan Raja mengucapkan banyak terima kasih. Raja membenarkan pendapat sang penasehat bahwa memang kita harus bersyukur. Penasehat yang kebingungan dengan perubahan hati sang raja bertanya ada apa. Dan Raja menerangkan semua peristiwa di hutan itu.
Lalu sang penasehat juga langsung sujud di hadapan Raja. "Baginda saya juga berterima kasih karena baginda telah memenjarakan saya. Kalau saya tidak dipenjara saat ini, tentu saja saya yang sekarang sedang dimasak oleh suku liar itu".
Itulah sebuah kisah yang patut untuk direnungkan.
Saat tertimpa musibah, kita harus berusaha untuk tetap tabah. Siapa tahu, Tuhan punya rencana yang lain untuk kita. Dan perlu kita ketahui, bahwa dibalik semua masalah, tersimpan sebuah hadiah yang indah apabila kita mampu mengatasinya.
Semoga kisah ini mampu menginspirasi dan membuka mata hati kita agar senantiasa lebih mensyukuri segala nikmat yang sudah kita terima. Sekecil apapun itu, temukan keindahan yang terkandung di dalamnya.
Artikel Menarik Lainnya:
0 comments:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.